Pengerukan Setu Parigi Bukan Solusi

Cacing Sutra
Pencari Cacing Sutra
OPINI : Pengerukan atau pemindahan endapan pada Setu Parigi bukan solusi untuk menjaga Setu tetap pada fungsinya. Pada awalnya Setu Parigi yang berada di kecamatan Pondok Aren ini merupakan Setu yang cukup luas (dua kali dengan keadaan sekarang), dengan kedalaman antara 3 - 5 meter, air yang jernih, dengan aneka ikan air tawar, seperti mujair, lele, gabus, serta pada dasar atau bagian pinggir Setu yang dangkal merupakan tempat hidup cacing-cacing sutra (cacing rambut). Demikian kehidupan aneka jenis burung nampak di sini, seperti bangau, burung pipit dan lain sebagainya.

Simak Pekerjaan Pencari Cacing Sutra.


Perkembangan Setu Parigi saat ini sangat memprihatinkan, banyaknya sampah, dan hasil pengerukan yang tidak dipindahkan membuat delta-delta yang justru menjadi tempat bermuaranya sampah, terutama sampah Plastik. Usaha Pemerintah Daerah dalam melestarikan Setu tidaklah kecil, penanaman pohon penghijauan di pinggir Setu, pemotongan rumput liar, penebaran bibit ikan mujair dan upaya-upaya lain telah dilaksanakan. Lalu kenapa Setu ini semangkin memprihatinkan ?

Admin blog JPGBintaro kembali bersepeda 'cari keringet' ke pinggiran Setu Parigi dan berjumpa dengan bapak-bapak pencari cacing sutra, cacing yang sangat kecil untuk pakan benih ikan. Ikan yang baru menetas (benih ikan) juga diberi makan cacing, yaitu cacing sutra.

Menurut bapak Asman dari Ciseeng yang sedang mencari cacing dalam Setu ini, sampah plastik sangat mengganggu dan mengurangi tempat hidup cacing-cacing ini. Mencari cacing di tengah Setu yang penuh sampah plastik memiliki resiko yang besar, bisa tertusuk benda tajam, seperti potongan kayu, beling pecahan botol, gatal-gatal, namun inilah pekerjaan. Harga satu gayung cacing berkisar antara 10-15 ribu rupiah.
Endapan lumpur
Endapan Lumpur Hasil Pengerukan
Kembali pada opini admin tentang pengerukan Setu bukan solusi. Menurut admin dan pendapat beberapa warga (pengalaman selama ini) pengerukan bukan solusi :
  • Pertama, karena tanah lumpur material lumput tidak dipindahkan dari Setu, justru ditimbun ditengah-tengah Setu sehingga membentuk daratan yang akan memperkecil keberadaan Setu itu sendiri.
  • Kedua, proses pengerukan yang membutuhkan sarana jalan dan transportasi pengangkutan material lumpur yang tidak memadai, dan pernah ada protes warga akan proses tersebut, baik karena bau lumpur maupun lumpur-lumpur yang tertumpah di jalanan.
  • Ketiga, dapat menghilangkan mata pencaharian beberapa warga, kehidupan cacing-cacing sutra yang akan hilang.

Lalu bagaimana solusinya? Kehidupan cacing dan mata pencaharian warga harus tetap dapat berjalan, namun sampah-sampah plastik pun harus lenyap dari Setu. Kegiatan ini bisa berjalan dengan seiring dan saling menguntungkan bila Pemerintah Daerah mampu memberdayakan mereka pencari cacing sebagai tenaga kebersihan terutama sampah plastik.

Sambil bekerja sebagai pencari cacing mereka menjadi tenaga kebersihan, kehidupan cacingpun yang akan semakin membaik, serta keadaan Setupun akan semakin bersih. Pemerintah Daerah berani memberikan kesejahteraan pada pencari cacing sebagai tenaga harian, waktu yang dipergunakan untuk membersihkan sampah plastik dapat dikonpensasi dengan uang harian. cukup mudah bukan ! Ini sekedar Opini, kembali pada penguasa daerah Tangerang Selatan dan jajarannya.... (RANBB)

Posting Komentar

0 Komentar